Ayah -In Memoriam-


 

Laki-laki itu baru saja menuntaskan mimpinya

Di tengah gelisah dan keluh kesah yang ia pikul setahun lamanya

Tanpa tahu kapan ia harus kembali menemukan tawa

Seperti dulu saat cengkrama ayah dan ibu menghias warna-warna

 

Kelabu masih saja menghinggapi hari-hari

Tatkala belum jenak ia menemukan tawa di balik tangisnya sendiri

Kabar dari jauh seketika membuyarkan impian yang telah ia rajut dan hiasi

Lelaki tua yang sedang berbaring kini t’lah pergi dan tak mungkin kembali

 

Beragam rupa bagai selaksa

Satu per satu berubah menjadi warna: hitam, kelabu, legam, tak satu pun jingga

raganya kini lunglai tak ada daya

sebab manusia tercinta kini t’lah kembali kepada pemiliknya




Ayah -In Memoriam-


0 Komentar

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama