Laki-laki itu baru saja menuntaskan
mimpinya
Di tengah gelisah dan keluh kesah yang ia pikul
setahun lamanya
Tanpa tahu kapan ia harus kembali menemukan
tawa
Seperti dulu saat cengkrama ayah dan ibu menghias
warna-warna
Kelabu masih saja menghinggapi hari-hari
Tatkala belum jenak ia menemukan tawa di
balik tangisnya sendiri
Kabar dari jauh seketika membuyarkan impian
yang telah ia rajut dan hiasi
Lelaki tua yang sedang berbaring kini t’lah
pergi dan tak mungkin kembali
Beragam rupa bagai selaksa
Satu per satu berubah menjadi warna: hitam,
kelabu, legam, tak satu pun jingga
raganya kini lunglai tak ada daya
sebab manusia tercinta kini t’lah kembali
kepada pemiliknya
Ayah -In Memoriam-
Posting Komentar