Pelita masih temaram tatkala langit bersolek
gugusan bintang
asap telah berdansa di belakang bilik
dapur
air hangat telah siap; pun sepiring nasi
dan sambal terasi
sementara dua mimpimu masih terlelap,
kakimu menderap
memburu asa yang berhimpun tanggungjawab
Segerombolan batu karang tak takut kau terjang
sekali pun tak pernah terdengar suara
mengaduh
sebab bagimu seumpama butiran pasir
yang selalu menjadi bayangan dalam risalah
perjalanan
dan pasti ‘kan mereda dihempas angin senja
Bagaikan matahari nyalimu tegar
meski serigala t’lah menjelma menjadi
kelinci
dan seekor musang bermuka badut
yang tak tampak seringainya
tak sejengkal langkah kau hentakkan
mundur
bagi mereka kau laksana singa
Nurani bagimu lambar
bak lentera berpijar
sungguhpun asap hitam mengelilingi
namun lentera tetaplah lentera
semakin terang di kala gulita
Langit semakin memerah, senja ‘kan
segera menyapa
sekumpulan camar membentuk formasi
busur, sempurna
di ujung cakrawala kau berdiri, menantang
ombak yang congkak
segerombolan batu karang mengintip
sedari tadi, jua serigala dan musang
tapi kau tetap tegar, bagi mereka kau
laksana singa
Posting Komentar