Sesosok bayangan duduk di atas singgasana
sejak tiga windu yang lalu
sesekali seringainya mengkilat
tergores cahaya lampu jalan
Suara cekikikan terdengar
laksana halilintar
atau gesekan kulit begundal dan cemeti
Bayangan itu masih tetap duduk di atas singgasana
mengisap sebatang cerutu
asapnya pekat
ia terbatuk dan tersedak
sedetik kemudian
kembali menyeringai
lalu terbahak-bahak
Di sudut bilik istana ia meludah
ke arah gerombolan kambing yang mulai jengah
saksikan gerak-gerik bayangan yang mulai pongah
Kambing-kambing masih tetap bergerombol
mengumpat satu sama lain
saling mencaci dan berkeluh kesah
tentang si pongah bayangan itu
Sekilat cahaya petir menyambar
mengenai muka si bayangan
tampak ceria roman para kambing
melihat wajah si bayangan
yang ternyata seekor serangga
Posting Komentar